Selasa, 16 Mei 2023

KONEKSI ANTAR MATERI 3.2

1.      Kesimpulan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan pengimplementasiannya di dalam kelas sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Sekolah sebagai ekosistem artinya adalah sebuah bentuk interaksi antara faktor biotik

(unsur yang hidup) dan abiotik (unsur yang tidak hidup). Kedua unsur ini saling

berinteraksi satu sama lainnya sehingga mampu menciptakan hubungan yang selaras dan

harmonis. Faktor-faktor biotik yang ada dalam ekosistem sekolah di antaranya adalah:

Murid, Kepala Sekolah, Guru, Staf/Tenaga Kependidikan, Pengawas Sekolah, Orang Tua,

Masyarakat sekitar sekolah, Dinas terkait dan Pemerintah Daerah. Adapun faktor-faktor

abiotik yang juga berperan aktif dalam menunjang keberhasilan proses pembelajaran diantaranya adalah: Keuangan, Sarana dan prasarana dan Lingkungan alam.   Pendekatan berbasis kekurangan/masalah (deficit-based approach) akan memusatkan perhatian

kita pada apa yang mengganggu, apa yang kurang, dan apa yang tidak berfungsi dengan baik.

Pendekatan berbasis aset (asset-based approach) adalah cara praktis menemukenali hal-hal

yang positif dalam kehidupan. Dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita

diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang berjalan dengan baik, yang menjadi inspirasi,





yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Ada Tujuh aset utama yang dimiliki lingkungan sekolah yaitu modal manusia, modal sosial,

modal fisik (bangunan, infrastruktur/sarana prasarana), modal lingkungan/alam, modal

financial, modal politik dan modal agama dan budaya

Pengimplementasiannya :

Di kelas

Saya akan memaksimalkan pengelollan dan pemanfaatan aset secara maksimal. Contoh saya akan menggunakan lahan tidur sebagai sumber belajar anak-anak ungtuk bercocok tanam

Di Sekolah

Saya akan berkolaborasi dengan rekan guru dalam menemukenali aset yang ada di sekolah, kemudian kami juga akan mengajak kepla sekolah serta pengawas untuk menggunakan aset-aset yang ada secara maksimal

Di Masyarakat

Saya akan berkolaborasi dengan masyarakat sekitar agar mendukung terciptanya ekosistem sekolah yang lebih berpihak pada murid

 

2.    Hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

 

Modal Manusia

Ketika pengelolaan sumber daya manusia dalam hal ini guru-guru, dilakukan dengan cara yang tepat maka akan sangat berdampak pada hasil belajar murid-murid. Contohnya guru yang kompeten akan menghasilkan peserta didik yang kompeten pula

Modal Fisik

Ketika sebuah sekolah memiliki bangunan sekolah yang lengkap dan sarana serta prasarana yang menunjuang, maka kebutruhan/proses belajar anak-anak akan sangat terdukung sehingga pembelajaran yang didapat lebih berkualitas. Contohnya sekolah yang memiliki ruang perpustakaan akan dapat dijadikan tempat untuk membaca bagi anak-anak

Modal Sosial

Ketika sebuah sekolah memiliki organisasi atau perserikatan yang mendukung murid untuk belajar, maka akan menambah keterampilan sosial murid dalam berperilaku. Contohnya pramuka, Osis dll

Modal Lingkungan Alam

Ketika pengelolaan sumber daya lingkungan alam dikelola dengan baik maka akan memudahkan siswa dalam memperkaya sumber belajar yang ada. Contohnya anak dapat belajar pada lingkungan perkebunan

Modal Agama & Budaya

Ketika pengelolaan sumber daya agama dan Budaya dilakukan dengan baik, maka pengaruh terhadap proses pembelajaran anak, akan dapat meningkatkan iman dan taqwa serta akhlak mulia dari anak-anak tersebut. Contohnya dengan merayakan hari-hari besar keagamaan

Modal Politik

Ketika pengelolaan sumber daya politik dikelola dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kesejahteraan peserta didik, tentunya modal politik ini juga berhubungan dengan relasi dengan pihak-piohak tertentu

Modal Finansial

Ketika pengelolaan sumber daya finansial terkelola dengan baik, maka akan dapat memberikan masukan kepada sekolah yang kemudian sekolah dapat memfasilitasi kebutuhan murid terutama dalam hal belajar

 

3.      Koneksi Modul 3.2 dengan modul-modul lain

 

Modul 3.2 dengan modul 1.1 (Filosofi Pendidikan menurut KHD)

Kaitan modul 3.2 dengan modul 1.1 dapat dilihat dari tujuan pendidikan menurut KHD yaitu menghantarkan anak pada keselamatan dan kebahagian. . Hal ini sangat sejalan dengan konsep yang ada pada modul 3.2 yakni peran pemimpin dalam pengelolaan sumber daya. Karena seorang pemimpin dapat dikatakan berhasil apabila dapat membawa ekosistem sekolahnya menuju arah perubahan yang dapat menghantarkan murid mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Selain itu menurut KHD anak-anak akan berkembang sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya, hal ini berkaitan dengan modal lingkungan alam yang turut mempengaruhi tumbuh kembang anak tersebut.

 

Modul 3.2 dengan modul 1.2 (Nilai & Peran Guru Penggerak)

Salah satu nilai dari guru penggerak yaitu berpihak pada murid. Berpihak pada murid berarti, guru dalam melakukan pembelajaran harus berorientasi pada murid, desain atau rancangan pembelajaran diharapkan sesuai dengan kebutuhan murid. Agar sekolah memiliki guru seperti yang dimaksud, maka sangat penting peran pemimoin dalam pengelolaaan sumber daya khusunya pada modal manusia. Ketika pengelolaan sumber daya pada modal manusia dalam hal ini guru-guru, dilakukan dengan cara yang tepat maka akan sangat berdampak pada hasil belajar murid-murid. Contohnya guru yang kompeten akan menghasilkan peserta didik yang kompeten pula

Modul 3.2 dengan modul 1.3 (Visi Guru Penggerak)

Visi merupakan impian/harapan terhadap sesuatu. Sebagai guru penggerak visi yang dibuat harus dapat melahirkan prakarsa perubahan yang berpihak pada murid. Dalam modul 3.2 dijelaskan bahwa ada 7 modal utama yang dimiliki oleh sekolah. Dimana jika modal aset) yang ada tersebut dijaga dan dimanfaatkan dengan baik, maka hal tersebut dapat membantu sekolah untuk mewujudkan visi yang telah ditetapkan oleh sekolah tersebut. Sehingga di sini bukan hanya perlu peran dari kepala sekolah, melainkan seluruh warga sekolah harus memanfaatkan aset yang ada sebaik-baiknya agar dapat mencapai visi tersebut

Modul 3.2 dengan modul 1.4 (Disiplin Positif)

Budaya positif adalah kumpulan nilai-nilai kebajikan yang disetujui secara bersama untuk dijadikan sebagai sebuah pedoman untuk bertingkah laku. Ketika sekolah sudah memiliki suatu pedoman untuk dijadikan landasan bertingkahlaku maka sekolah tersbut nantinya akan dapat bergerak ke arah yang lebih baik lagi, tentunya dengan peran kepla sekolah dan kolaborasi dengan guru-guru yang ada. Kepala sekolah dapat berperan sebagai pemimpin tentunya dalam pengelolaan sumber daya. Budaya positif yang ada dapat juga dijadikan sebgai aset atau kelebihan yang dimiliki suatu sekolah.

Modul 3.2 dengan modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi)

Pembelajaran Berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan murid yang terdiri dari kesiapan belajar (Readiness), minat dan profil belajar murid. Jika dikaitkan dengan modu,l 3.2, Pembelajaran Berdiferensiasi dapat menggunakan modal yanga ada pada suatu sekolah. Jika dikaitkan dengan 7 modal utama, yaitu fokus pada modal lingkungan alam, sudah sepatutnya lingkungan yang menjadi aset dapat juga dijadikan sumber belajar sebgai pemenuhan kebutuhan belajar murid

Modul 3.2 dengan modul 2.2 (Pembelajaran Sosial Emosional)

Pembelajaran Sosial Emosional merupakan hal yang tak kalah penting untuk diterapkan. Seorang pemimpin yang dapat mengotrol sosial emosionalnya maka akan dapat mengelola sumber daya dengan baik pula.

Modul 3.2 dengan modul 2.3 (Coaching untuk Supervisi Akademik)

Melalui kegiatan coaching diharapkan coachee dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya. Jika seorang pemimpin dapat melakukan coaching untuk menemukan aset atau modal di sebuah sekolahnya maka pemimpin tersebut dapat dikatakan sudah mampu dalam mengelola sumber daya

 

 

Modul 3.2 dengan modul 3.1 (Pengambilan Keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai pemimpin)

Untuk menentukan sebuah keputusan maka diperlukan pembuktian melalui beberapa uji, terlebih jika kasus tersebut merupakan dilema etika. Seorang pemimpin yang dapat mengelola sumber daya maka seharusnya dapat memilih sebiuah keputusan berdasrakn pengujian tersebut agarr pada akhirnya keputusan yang diambil merupakan keputusan yang tepat. Contohnya untuk mengembangkan aset apa yang akan dikembangkan lebih baik lagi dan hal apa yang akan dilakukan

 

4.      Hubungan antara sebelum dan sesudah mengikuti modul ini, serta pemikiran yang sudah berubah setelah mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum
Sebelum mempelajari modul ini, saya lebih cenderung menggunakan pendekatan berbasis kekurangan ataupun masalah. Sehingga sering sekali saya pada akhirnya enggan untuk melakukan sesuatu karena saya mengira tidak ada hal yang mendukung saya untuk melakukan sesuatu tersebut.


Sesudah
Sesudah mempelajari modul ini paradigma berfikir saya berubah menjadi pendekatan berbasis kekuatan dengan meilihat segala sisi positif yang ada. Saya setuju dengan semua konsep dalam pendekatan berbasis aset, seharusnya kita dapat menyadari kekuatan apa yang ada pada sekolah kita ataupun diri kita sendiri. Agar pada akhirnya kita dapat melihat segala sesuatu berdasarkan kekuatannya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

KONEKSI ANTAR MATERI 3.2

1.       Kesimpulan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan pengimplementasiannya di dalam kelas sekolah, dan masyarakat s...