Sabtu, 15 April 2023

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

 

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1

(PENGAMBILAN KEPTUSAN BERBASIS NILAI-NILAI KEBAJIKAN SEBAGAI PEMIMPIN)

 

1.      Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka dan  kaitannya dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, seyogianya guru harus memiliki sifat kritis dalam menghadapi sebuah masalah dan mengambil keputusan, agar keputusan yang diambil dapat dipertanggung jawabkan, sesuai dengan nilai-nila kebijkan dan berpihak pada murid. Jika dikaitkan dengan Pratap Triloka KHD, yaitu “Ingrso Sungthulada Ingmadya mangun karsa tutwuri Handayani, maka penerapan pengambilan keputusan ini sangat erat kaitannya.

Ing Ngarso Sung Tulodo, artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan. Jika dikaitkan dengan pengambilan keputusan, maka sebagai seorang pemimpin hendaknya dapat mengambil sebuah keputusan yang memihak kepada kepentingan hidup orang banyak, dalam arti lain mengutamkan kepentingan golongan daripada pribadi, sehingga apa yang telah kita lakukan dapat menjadi contoh (suri tauladan) bagi lingkungan sekitar

Ing Madyo Mangun Karsa, artinya seseorang ditengah kesibukannya harus juga mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Begitupun seorang pemimpin dia harus dapat menempatkan dirinya di tengah-tengah orang yang dipimpinnya, Sehingga Dia mampu mendorong perubahan-perubahan serta memberikan semangat melalui keputusan-keputusan yang diambilnya

Tut Wuri Handayani, seseorang harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang. Jika dikaitkan dengan proses pengambilan keputusan maka dalam hal ini keputusan yang diambil harus mempertimbangkan moral yang dianggap baik. Sehingga ketika pengambilan keputusan tersebut sudah sesuai dengan standar moral secara tidak langsusng keputusan tersebut akan memeberikan kekuatan tersendiri  untuk mendorong semangat kerja orang-orang yang terlibat di dalamnya

2.       Pengaruh nilai-nilai yang tertanam dalam diri terhadap prinsip-prinsip yang diambil dalam pengambilan suatu keputusan

Sebagai seorang guru penggerak, ada nilai-nilai yang harus dimiliki yakni : berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, inovatif dan reflektifSemakin banyak nilai-nilai yang terkandung dalam diri seseorang maka keputusan yang akan diambil  akan semakin sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Sebagai contoh seorang kepala sekolah yang memiliki nilai kolaboratif, dalam pengambilan keputusan Ia akan mengutamakan kerja sama, keadilan dan saling tolong menolong. Jadi nilai-nilai yang tertanam dala diri akan Sangat mempengaruhi keterampilan pengambilan keputusan. Selanjutnya, mengingat bahwa salah satu indikator dari sebuah keputusan yang baik adalah sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal, maka sangat penting menanamkan nilai-nilai dalam diri sebelum mengambil sebuah keputusan.

 

3.      Kaitan pengambilan keputusan dengan coaching

Pengambilan keputusan sangat erat kaitannya dengan kegiatan coaching, karena pada dasarnya tujuan dari kegiatan coaching adalah untuk mengembangkan potensi-potensi yang ada dalam diri coachee. Potensi yang dimaksud dapat berupa potensi personal dan profesional. Dalam coaching terdapat alur TIRTA yang berfungsi sebagai pedoman alur pembicaraan. Alur dalam TIRTA yang paling sesuai dengan pengambilan keputusan adalah “Rencana Aksi”. Dalam rencana aksi si coach akan menanyakan hal apa yang menjadi keputusan terkait penyelsaian maslah yang ada, dan dilanjutkan dengan penguatan pada alur tanggung jawab, yang meliputi pertanyaan dengan siapa akan bekerja sama dan kapan target penyelsainnya. Sehingga pada akhirnya si caochee menemukan keputusan-keputusan yang akan dilakukannya.  Kesmuanyaitu sudah barang tentu  sangat sesuai dengan pengambilan keputusan.

 

 

4.      Pengaruh  kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya dalam  pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika

Suasana hati memiliki peranan yang sangat penting untuk melakukan segala hal, termasuk pengambilan sebuah keputusan dimana terdapat pertentangan antara nilai kebenaran lawan nilai kebenaran (Dilema Etika). Saya sangat setuju dengan orang yang mengatakan jangan pernah mengambil sebuah keputusan ketika sedang marah. Berangkat dari kalimat tersebut, sepatutnya dalam pengambilan sebuah keputusan perlu sekali mengontrol keadaan sosial emosioanl diri kita. Buatlah diri menjadi  tenang walaupun di tengah hiruk pikunya masalah. Mungkin hal pertama yang dapat kita lakukan adalah dengan melakukan minfulness agar fokus kita lebih terarahkan pada masalah yang ada. Ketika fokus mulai terarah, lalu kondisikan suasana hati lebih relax dan tenang, yakini bahwa setiap masalah akan ada jalan keluar (solusinya). Seorang pemimpin yang baik  harus dapat mengeloloa emosinya agar dapat mengambil sebuah keputusan yang bertanggung jawab, sesuai dengan nilai-nilai kebijkan universal dan berpihak pada murid. Berikan waktu untuk mengidentifikasi segala permasalahan yang ada dengan suasana hati yang tenang tentunya, agar hasil keputusan pun merupakan yang terbaik pada akhirnya.

 

5.      Pembahasan studi kasus moral/etika kembali kepada nilai-nilai sebagai seorang pendidik

Dilema Etika merupakan sebuah keadaan pengambilan keputusan yang terdiri dari nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan. Sedangkan Bujukan Moral merupakan  keadaan yang terdiri dari nilai benar  lawan salah. Ketika menghadapi kasus dilema etika akan ada nilai-nilai kebajikan yang mendasari tetapi saling bertentangan, seperti : kesetiaan, kebenaran, kejujuran, cinta dan kasih sayang. Sebagai seorang pendidik tentunya di dalam diri kita terdapat nilai-nilai kebajikan yang kita yakini itu baik. Untuk menyelesaikan pengambilan keputusan dilema etika seorang pendidik dapat menerapkan 9 langkah pengambilan/pengujian keputusan. Salah satu tahapnya yang paling berhubungan dengan nilai seorang pendidik adalah uji regulasi. Pada uji ini kita akan diminta untuk memepertimbangkan keputusan yang diamabil dan mengaitkannya dengan nilai-nilai kode etik seorang guru.

6.      Dampak Pengambilan keputusan yang tepat terhadap terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Keputusan yang diambil secara tepat sudah barang tentu akan mempengaruhi atau berdampak pada lingkungan yang kondusif, positif, aman dan nyaman. Hal tersebut karena keputusan tersebut membawa perubahan yang dirasa baik untuk komunitas terkait. Adapaun cara-cara yang tepat dalam menghasilkan keputusan yang tepat adalah dengan menerapkan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan yang dimulai dari : 1) mengenali nilai-nilai yang bertentangan, 2) menentukan siapa yang terlibat, 3) fakta-fakta relevan, 4) Uji Benar/salah (Uji legal, Uji regulasi, Uji Intuisi, Uji Publikasi dan Uji Idola), 5) Uji paradigma benar lawan benar, 6)Melakukan 3 prinsip resolusi, 7) Investigasi opsi Trilemma, 8) Buat keputusan, dan 9) Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

 

7.      Tantangan pengambilan keputusan

Dalam pengambilan sebuah keputusan tentu terdapat tantangan yang dihadapi, seperti :

1.      Melibatkan atasan

2.      Perbedaan sudut pandang dengan pihak-pihak terkait

3.      Nilai atau budaya daerah setempat

Tantangan-tantangan di atas berkaitan dengan paradigma yang ada di lingkungan sekitar, seperti : 1) Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

8.      Pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil  dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid

Hendaknya sebagai seorang pemimpin pembelajaran ketika mengambil sebuah keputusan salah satunya haruslah berpihak pada murid, karena ketika guru sudah berpihak pada murid maka segala kebutuhan belajar murid akan terpenuhi. Keputusan yang tepat untuk memerdekakan dan memenuhi kebutuhan murid adalah dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang dirancang untuk memenuhi segala kebutuhan belajar murid yang memiliki potensi berbeda-beda.

 

9.      Keputusan seorang pemimpin pembelajaran terhadap masa depan murid


Segala keputusan yang dilakukan oleh guru hendaknya berpihak pada murid, termasuk memikirkan jangka panjang dan jangka pendek dari keputusan yang diambil. Guru dapat mengesampingkan jangka pendek demi jangka panjang bagi murid-muridnya kelak. Contohnya guru dapat saja menaikkan sedikit nilai raport murid-muridnya agar dapat diterima di universitas terbaik, jika menurutnya itu sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal

 

10.  Kesimpulan modul 3.1 dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya

Kesimpulan yang dapat saya tarik dalam modul 3.1 ini adalah Dilema etika (benar vs benar) adalah situasi yang terjadi ketika seseorang harus memilih antara dua pilihan dimana kedua pilihan secara moral benar tetapi bertentangan. Sedangkan bujukan moral (benar vs salah) yaitu situasi yang terjadi ketika seseorang harus membuat keputusan antara benar dan salah. Untuk menentukan sebuah kasus/situasi termasuk ke dalam dilema etika atau bujukan moral, kita harus memahami terlebih dahulu empat paradigma dilema etika, Kemudian memahami 3 prinsip pengambilan keputusan dan melakukan  9 langkah pengujian dan pengambilan keputusan. Jika telah melewati itu semua maka keputusan yang diambil perlu dilihat ulang apakah sudah berpihak pada murid, dapat dipertanggungjawabkan dan mengandung nilai-nilai kebajikan.

Keterkaitan modul ini dengan modul 1 adalah bahwa pengambilan keputusan yang tepat akan selalu berpihak pada murid seperti yang dijelaskan dalam modul 1.1 Filosofis pendidikan KHD. Dalam Modul 2 Pengambilan keputusan juga berdasrakan pada nilai-nilai kebajikan universal dan nilai serta peran dari guru penggerak. Kemudain keputusan yang tepat untuk memerdekakan murid dalam belajar juga dapat dikaitkan dengan Pemeblajaran berdiferensiasi yang terintegrasi dengan Pembelajaran Sosial Emosional. Jadi secara keseluruhan anatar modul 1 dengan lainnya memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat untuk menciptakan perubahan ke arah yang lebih baik lagi

  

11.  Pemahaman konsep-konsep dalam modul 3.1

Dilema Etika merupakan sebuah keadaan pengambilan keputusan yang terdiri dari nilai-nilai kebajikan universal yang sama-sama benar tetapi saling bertentangan. Sedangkan Bujukan Moral merupakan  keadaan yang terdiri dari nilai benar  lawan salah. Secara umum ada pola, model, atau paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan seperti di bawah ini: 1. Individu lawan kelompok (individual vs community) 2. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy) 3. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty) 4. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Kidder, 2009, hal 144) menjelaskan ada tiga prinsip pengambilan keputusan, yaitu:

Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

9 langkah pengambilan/pengujian keputusan dimulai dari : 1) mengenali nilai-nilai yang bertentangan, 2) menentukan siapa yang terlibat, 3) fakta-fakta relevan, 4) Uji Benar/salah (Uji legal, Uji regulasi, Uji Intuisi, Uji Publikasi), 5) Uji paradigma benar lawan benar, 6)Melakukan 3 prinsip resolusi, 7) Investigasi opsi Trilemma, 8) Buat keputusan, dan 9) Lihat lagi keputusan dan refleksikan. Cara mereka mengukur efektivitas dari pengambilan keputusan tersebut melalui pengujian benar atau salah yang terdiri dari : (Uji legal, Uji regulasi, Uji Intuisi, Uji Publikasi dan Uji Idola),. Selain itu mereka juga akan mereflkesikan serta meilhat kembali keputusan yang telah dilakukan tentunya dengan berkolaborasi denagn pihak-pihak terkait.

Hal-hal di luar dugaan :

Kasus dilema etika akan melalui pengujian 9 tahap, apabila gagal di salah satu uji saja maka kasus tersebut termasuk dalam bujukan moral

Setiap keputusan orang akan berbeda tergantung sudut pandang masing-masing dan tergantung nilai dan moral yang berlaku di daerah tersebut

 

 

12.  Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajarai modul ini saya pernah mengambil keputusan dilema etika, hanya saja proses dalam pengambilan keputusan tersebut hanya mengandalkan nilai-nilai dalam diri yang saya yakini itu benar tanpa menetapkan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Tetapi setelah mempelajari modul ini saya semakin paham bahwa pengambilan keputusan dilema etika tidak semudah yang saya pikirkan sebelmunya, kita harus menentukan paradigma, prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

13.  Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini buat saya adalah saya lebih menyadari bahwa pengambilan keputusan bukanlah sesuatu yang mudah terlebih jika itu adalah dilema etika, perlu menerapkan 9 langkah pengujian/pengambilan keputusan.  Kemudian melalui modul ini saya menjadi paham perbedaan dilema etika dan bujukan moral. Sehingga jika  kasusnya merupakan bujukan moral maka saya akan memilih keputusan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan dalam diri saya.

14.  Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

 Modul ini sangat penting bagi diri saya pribadi yaitu untuk meningkatkan skill saya dalam mengambil keputusan baik itu yang menyangkut urusan pribadi maupun urusan di sekolah. Saya juga dapat membantu menyelesaikan pengambilan keputusan oleh rekan sejawat yang membutuhkan. Kemudian,  Sebagai seorang pemimpin yang hari-harinya kan dihadapkan dengan banyak masalah tentunya modul ini merupakan modul yang harus dipelajari dan  tidak boleh dilewatkan, karena di dalamnya banyak konsep-konsep yang telah didesain dengan baik agar mudah dipahami dalam pengambilan keputusan. Seca umum modul ini memiliki banyak manfaat baik untuk pribadi maupun bagi seorang pemimpin.


Terima Kasih, Salam & Bahagia...

 

 

 

KONEKSI ANTAR MATERI 3.2

1.       Kesimpulan ‘Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya’ dan pengimplementasiannya di dalam kelas sekolah, dan masyarakat s...